Wednesday, November 9, 2011

Aku berharga dimataNya


Apa yang menjadi judul tulisan ini adalah sebuah senjata ampuh yang sering aku gunakan(dulu). Aku tak tahu kapan tepatnya aku mulai sering aku gunakan kalimat ini. Kalau aku ingat ke belakang, dulu waktu aku SMA aku sering dibecandain oleh teman-teman cowok di SMAku (SMA N 4 Pematang Siantar-red). Sering kali mereka becanda sambil mengejek-ejekku dan selalu yang menjadi jawabanku adalah “biar aja begini-begini, aku kan berharga di mata-Nya”.
Kalau aku ingat-ingat kalimat ini juga menjadi kekuatan di saatku minder. Seorang sangunis yang ternyata minder juga, itulah aku. Misalnya saja, dulu kan tubuhku kecil (sampai sekarang juga Hehe), aku langsung kelihatan berbeda dengan teman-teman dengan usia sebayaku. Apalagi pada masa-masa pertumbuhan juga pubertas, aku merasa aku berbeda dari yang lainnya mungkin lebih tepatnya terlambat (terlambat menstruasi, dll) selain badanku yang kecil. Jadi, mungkin karena fisikku inilah aku dulu sering minder.
Setelah aku SMA, lebih tepatnya setelah aku mengenal siapa Allahku penyelamatku serta menerima Dia sebagai juruselamatku aku pernah mencapai titik aku ternyata begitu berharga bagiNya. Dia berdarah-darah demiku, menderita, menahan kesakitan yang seharusnya aku yang ada di salib itu. Aku mulai mengingat beberapa talenta yang Tuhan (pernah) berikan untukku dengan segala kelemahanku. Sejak kecil aku sudah (terlalu) berani di depan umum tidak seperti teman seumuranku. Aku terbiasa membaca puisi, bernyanyi solo di gereja (walaupun suara tidaklah bagus-bagus amat-red), aku suka dan sering juara melukis dan mewarnai. Bahkan kalau aku ingat masa SD, mamaku sering marah-marah karena katanya aku selalu sangat cepat menghabiskan pensil warnaku ataupun clear warnaku. Aku juga sering menulis puisi-puisi walaupun tak seindah Chairil Anwar, aku juga selalu juara 1 dari kelas 3 SD sampai SMP kelas 3. Walaupun SMA aku gak lagi, hanya bisa masuk sepuluh besar (ha ha). Aku juga seorang yang selalu aktif dalam organisasi mulai aku SD.
Yahhh...Aku berharga dimataNya, di balik kekurangan dan kelemahanku, Dia juga menganugerahkan kelebihan bagiku walaupun mungkin bagi orang lain itu bukanlah kelebihan.
Beberapa lamanya, bahkan beberapa tahun aku sering melupakan kalimat- ayat alkitab- senjata ampuhku itu. Aku bahkan tak menggubris kalimat itu lagi.
Suatu kali, aku pernah mengalami titik terendah dalam hidupku, aku merasakan sakit yang sangat luar biasa sakitnya. Aku mengalami sakit secara fisik dan jiwa sekaligus. Namun aku bersyukur Tuhan memimpinku dengan jalanNya melalui tangan-tangan perpanjanganNya. Aku menemukan jawaban bahwa aku masih sangatlah berharga di mataNya dan aku memerlukanNya selalu. Dia tidak mau aku melupakan kasihNya, Dia tak mau aku mengabaikanNya, sehingga sakit itu diijinkannya mengguncangku untuk menempahku kembali datang kepadaNya, berserah kepadaNya dan mengingat betapa Dia begitu mencintaiku. Sakit itu adalah bukti cintaNya bagiku. Agar aku kembali di pangkuannya kasihNya, menghargai setiap karyaNya, menyaksikan setiap perbuatanNya tiap-tiap waktu di hidupku. Dan sampai akhirnya imanku berkata bahwa Dia juga sangat menghargai setiap masa di hidupku, termasuk di masa depanku. Dengan imanku yang dipulihkan aku pun siap menapaki masa depan karena Dia tak penah meninggalkanku, dan tentu saja bersama Dia aku akan merajut kehidupan yang dianugerahkanNya bagiku. Semua karna “aku berharga di mataNya” dan “Dia begitu mencintaiku”.

Dan bila aku berdiri tegak sampai hari ini,
bukan karena kuat dan hebatku..
Semua karena cinta..
Semua karena CINTANYA bagiku...


Medan, 09 November 2011

0 comments:

Post a Comment