Friday, September 23, 2011

Wajah dalam Cermin


Suatu kali saya pernah membaca sebuah kisah unik. Alkisah ada sebuah dongeng rakyat Jepang. Pada zaman dahulu di sebuah desa terpencil di Jepang, ada sebuah tempat yang dikenal rumah dengan seribu cermin. Dan rumah ini sudah sangat terkenal dengan kemegahan cerminnya.

Dan sampai akhirnya seekor anjing yang selalu tersenyum bahagia mendengar tentang rumah tersebut. Ia memutuskan untuk mengunjunginya. Ketika anjing kecil tersebut tiba disana,ia pun senang lalu dengan gembira ia melompati anak tangga rumah menuju pintu masuk. Ia masuk ke rumah tersebut dengan telinga mendongak ke atas dan mengibaskan ekornya layaknya seekor anjing yang sedang berbahagia . Kemudian ketika masuk, ia pun sangat terkejut karena melihat dirinya bersama dengan seribu ekor anjing kecil lain yang mengibaskan ekor, ia menerima sambutan yang sangat hangat. Ia memberi senyum ramah dan seribu ekor anjing kecil lainnya pun membalas senyuman ramahnya dengan tersenyum ramah kepadanya. Setelah meninggalkan rumah itu, ia berkata kepada dirinya sendiri,”Tempat ini sangat menyenangkan, banyak anjing-anjing ramah dan dapat diajak berteman. Aku akan kembali lagi dan sering main kesini.”

Di desa yang sama juga, seekor anjing kecil lain yang berbeda dengan anjing ramah tersebut, ialah seekor anjing pemarah dan ia memutuskan untuk mengunjungi rumah tersebut. Setibanya ia di rumah tersebut, dengan perlahan dia menaiki tangga menuju rumah dan masuk ke dalam. Ketika masuk, ia pun terkejut dengan sambutan di sana. Ia melihat seribu ekor anjing dengan wajah tidak bersahabat memandangnya, ia pun mengeram melihat semuany itu. Tapi hal itu jugalah yang membuat anjing pemarah itu menjadi takut sebab ia melihat seribu ekor anjing kecil yang lainnya mengeram kepadanya. Dan ia pun memutuskan untuk meninggalkan rumah tersebut. Ketika meninggalkan rumah tersebut, ia berkata kepada dirinya sendiri,”Tempat ini sangat menakutkan. Aku tidak menerima sambutan yang hangat bahkan sebaliknya. Aku tidak akan pernah lagi kembali ke sini lagi.”

Mungkin ketika kita membaca cerita ini kita berpikir,anjing-anjing yang bodoh (namanya juga binatang, ya nggak punya akal pikiran) yang tidak tahu bahwa yang dilihat itu diri mereka sendiri di cermin. Tapi coba ingat cerita ini juga menggambarkan bahwa sebenarnya akan apa yang akan kita lakukan itu juga yang akan kita dapat pada diri kita sendiri. Apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai.

Kadang kita ingin orang lain memperlakukan kita dengan baik padahal kita sendiri tidak mencerminkan apa yang baik itu menurut kita. Apalagi kita anak-anak Tuhan, orang-orang tebusan Allah yang juga seharusnya mencerminkan hal-hal yang baik. Menjadi garam dan terang, menjadi saksi kemuliaan Allah di tengah-tengah dunia ini. Sama seperti ketika Yesus hidup di dunia, ia menghabiskan waktu hidupNya dengan mencerminkan yang baik walaupun kadang Ia tidak mendapat balasan yang baik juga, bahkan Ia dijual, disiksa, dianiaya dan disalibkan. Tapi itu tidak dijadikaanNya alasan untuk tidak berbuat baik bagi orang lain melainkan Ia terus melayani-bebuat baik-berkarya bagi orang lain. Dan bukankah firman Tuhan juga mengajarkan kita untuk perbuatlah kepada orang lain sesuai dengan apa yanng kita inginkan pada diri kita sendiri?

Ingatlah semua wajah-wajah yang ada di dunia ini adalah cermin-cermin. Bayangan apakah yang ingin kita lihat pada wajah-wajah orang yang kita temui? Bayangan apakah yang ingin kita jumpai? Dan ingatlah setiap perbuatan orang lain kepada kita adalah cerminan perbuatan kita juga kepada orang lain. Cerminan perbuatan apakah yang ingin kita dapatkan? Itu tergantung pada diri kita sendiri.

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

(Matius7:12)


Bagikan